“Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) genap berusia ke-58 tahun. ini. Muaranya Sulut semakin hebat lagi. Momentum bersejarah bagi masyarakat dari Miangas sampai Pinagoluman untuk mendukung pembangunan,” ungkap dia,
Dikatakan Politisi Muda Sulut ini, saat ini pertumbuhan ekonomi semakin baik, kemiskinan, pengangguran rasionya mengalami penurunan.
“Seluruh sektor disendi-sendi perekonomian bergerak signifikan, ini tak lepas dari tangan dingin Pemimpin seperti Olly Dondokambey, dan Steven Kandouw (ODSK) tetapi yang terpenting dukungan doa masyarakat Sulut,” sampai Wowor.
Wowor, beber laporan Bank Indonesia menunjukan Kondisi ketenagakerjaan Sulut pada periode laporan terus terjadi perbaikan di tengah peningkatan jumlah angkatan kerja.
“Hal ini tercermin dari turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT,Red) dari 7,28% pada Februari 2021, menjadi 6,51% pada Februari 2022. Penurunan angka TPT ini, tidak terlepas dari proses pemulihan perekonomian Sulut sepanjang triwulan IV – 2021 dan triwulan II – 2022 yang telah mendorong meningkatnya kemampuan dunia usaha dalam melakukan penyerapan tenaga kerja,” kata Wowor.
“Jumlah penduduk miskin di Provinsi SulawesiUtara pada Maret 2022 sebanyak 185,14 ribu jiwa atau 7,28% dari total penduduk, menurun sebesar 11,2 ribu jiwa dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,”ujarnya.
Sedangkan indikator kesejahteraan lain yang terkini, disampaikan Wowor, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Sulawesi Utara pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan. Secara nasional, IPM Sulawesi Utara di atas nasional dan berada pada peringkat 7 dari 33 provinsi lainnya di Indonesia.
“Peningkatan IPM Sulawesi Utara terutama didorong oleh kenaikan pada seluruh indikator pembentuk IPM yaitu Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH,Red),” jelasnya.
Selain itu, Wowor menegaskan berdasar pada laporan BI ini tercatat seiring dengan kinerja perekonomian Sulawesi Utara yang tetap tumbuh positif pada triwulan II 2022, penyaluran kredit perbankan meningkat, terutama ditopang oleh penyaluran kredit modal kerja dan kredit konsumsi, yang mengindikasikan perbaikan perekonomian daerah terus berlanjut.
“Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit pada segmen debitur UMKM yang masih dalam tren peningkatan. Sementara itu, risiko kredit cukup terjaga di bawah threshold 5% meskipun mengalami penurunan kualitas, yang tercermin dari peningkatan terbatas NPL (gross) dari 3,21% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 3,43% pada triwulan II 2022,”pungkasny */Marsen