Manado - Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara Steve Kepel ST M.Si menyatakan Sulawesi Utara bebas African Swine Fever (ASF) atau penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100%. Kondisi yang tentunya mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
Di Lobby Utama Kantor Kantor Gubernur Sulut, Kamis (01/06) Sekprov menyampaikan saat ini Koordinasi Pemprov Sulut melibatkan instansi Kepolisian, BPOM, Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado dan Asosiasi Peternak Babi.
Menurut Kepel meskipun saat ini Sulut belum didapati kasus virus ASF namun langkah pencegahan harus dilakukan sejak dini untuk mengantisipasi penyebaran yang masif.
Perbatasan Sulut di Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara (Bolmut) dan Kabupaten Bolaang Mongondouw Selatan (Bolsel) Pemprov telah menyediakan lahan khusus sebagai tempat pemusnahan jika didapati ada babi yang akan dibawa masuk ke Sulut.
“Banyak ternak babi yang terkontaminasi ASF, oleh karena itu kami melakukan langkah pencegahan,” jelas Kepel di Lobby Utama Kantor Kantor Gubernur, Kota Manado, Kamis
Kepel menambahkan beberapa waktu lalu Pemprov Sulut sudah menyurat ke Polda untuk menindak siapa saja yang berusaha membawa babi dari luar daerah.
Kepada masyarakat, Kepel mengimbau agar isu-isu liar terkait virus ASF yang sudah mewabah di Sulut agar jangan mudah dipercaya, begitu juga soal mengkonsumsi babi lokal.
“Kalaupun sudah ada isu dan informasi terkait ini Sulut masih aman, konsumsi babi lokal masih aman soalnya belum ada kasus,” imbaunya.
Soal daging impor, tutur Kepel, nantinya Pemprov akan meminta otoritas yang berwenang agar detail mengecek dan memeriksa kualitas babi.
Pemprov Sulut masih belum bisa memastikan sampai kapan intensitas pengawasan ini akan dilakukan, sepanjang endemi ASF berjalan Pemprov akan senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakatnya.