swaramanadonews.co - Nusa Utara - Dalam upaya untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para Pimpinan / Bendahara Satuan PAUD dalam membuat perencanaan, penganggaran, dan penatausahaan serta mempercepat proses pelaporan penggunaan Dana BOP PAUD ( Bantuan Operasional Pendidikan - Pendidikan Anak Usia Dini ) serta kesetaraan secara efisien, lebih transparan dan akuntabel serta meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan bagi para KEPSEK / TPPK, sebanyak 250 orang peserta yang terdiri atas 200 orang Bendahara BOSP PAUD dan 50 orang KEPSEK atau Team PPK Satuan PAUD, berjibaku mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan mengambil lokasi di Tahuna Beach Hotel.
Dua kegiatan ini, dihadiri oleh Pj. Bupati Kepulauan Sangihe, Albert Huppy Wounde, SH., MH, yang sekaligus membuka dengan resmi pelaksanaan kegiatan yang didampingi oleh Bunda PAUD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Ny. Yosephina Mathilda Wounde, KADIS DIKBUD ( Pendidikan dan Kebudayaan ) Kabupaten Kepulauan Sangihe ), Johanis E. H. Pilat, S.Sos, MM, dua orang Nara Sumber / Pemateri dari BPMP ( Badan Penjamin Mutu Pendidikan ) Propinsi Sulawesi Utara, Widyaprada Ahli Muda, Eva Maroki, M.Pd, serta Pengawas Madya, Jantje Palit, S.Pd, untuk kegiatan Penatausahaan dan Pelaporan ARKAS BOP ( Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah - Bantuan Operasional Pendidikan ) PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ).
Sedangkan Nara Sumber / Pemateri pada kegiatan Advokasi PPK, terdiri dari 4 unsur, yakni dari unsur Dinas P3A ( Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ) Kabupaten Kepulauan Sangihe, unsur Dinas Kesehatan, Pengawas Dinas DIKBUD yang sudah mengikuti kegiatan BIMTEK PPKSP serta unsur SATGAS DINAS DIKBUB.
Pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama digelar mulai tanggal, 3 s/d 5 Desember 2024, dengan jumlah peserta 125 orang dan sebanyak 125 orang peserta akan menyusul pada gelombang kedua yang dilaksanakan pada 5 sampai 7 Desember 2024.
Pj. Bupati Kepulauan Sangihe, Albert Huppy Wounde, SH., MH, dalam penggalan sambutannya, mengingatkan bahwa pengelolaan dana BOSP harus selalu transparan dan akuntabel, efektif serta benar - benar tepat sasaran.
" kegiatan ini tidak hanya menunjukan komitmen kita terhadap akuntabilitas pengeluaran dana dunia pendidikan, tapi juga wujud nyata kita untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak - anak khususnya ditingkat pendidikan usia dini. Karena itu, pengelolaan RKAS ini, harus transparan dan akuntabel untuk memastikan bahwa dana BOPS, digunakan secara efektif dan tepat sasaran. " kata Wounde.
Lebih lanjut, Penjabat Bupati juga menguraikan bahwa faktanya, banyak pihak yang dipercayakan untuk mengelola dana dengan tidak baik, sehingga berakhir dengan tidak baik pula.
" mohon maaf, saya terpaksa harus berbicara jujur bahwa banyak pengelolaan dana bantuan dan dana - dana lain seperti dana desa bukan karena diambil atau dikorupsi tetapi karena sistem atau cara pengelolaannya yang tidak baik sehingga ketika ada pemeriksaan, selesai ! Sudah tidak dapat uang, dipenjara pula. " tutup Wounde sambil mengungkapkan harapannya kepada seluruh peserta.
" saya berharap dengan mengikuti kegiatan BIMTEK yang sangat bermanfaat ini, Saudara dapat benar - benar memahami cara penatausahaan dan pelaporan yang sesuai dengan peraturan perundang - undangan. "
Selain Pj. Bupati Kepulauan Sangihe, Albert Huppy Wounde, S.H., M.H, suasana menjadi " mencair " dan dipenuhi canda tawa, saat Istri tercinta yang selalu setia mendampingi Suami, Bunda PAUD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Ny. Yosephina Mathilda Wounde, memaparkan untaian sepatah katanya yang lebih menitikberatkan pada topik pencegahan kekerasan pada anak.
" Penting, ... dan sangat penting bagi kita semua untuk bersama - sama bertanggung jawab dalam hal mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual terutama pada anak. Sebab, jika sudah terjadi, semua yang kita lakukan sebenarnya tidak terlalu signifikan manfaatnya bagi pihak korban. Jadi, saya sangat berharap agar materi - materi tentang kekerasan terhadap anak, harus terus digaungkan dan dikampanyekan oleh kita semua terutama guru - guru yang ada di sekolah. Sebab, mohon maaf, ini kenyataan tapi pahit, bahkan ada guru yang justrus menjadi pelaku tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak didiknya. Ini tentu sangat miris dan memprihatinkan. Bukankah guru itu seharusnya menjadi pelindung utama dan pengayom anak didiknya disekolah, sebab guru merupakan orang tua anak disekolah. " tutur Mathilda.
Bunda PAUD yang murah senyum dan ramah ini juga mengajak semua peserta agar aktif untuk mengedukasi para anak didik.
" olehnya, saya mengajak para guru agar jangan bosan - bosan untuk aktif melaksanakan edukasi kepada para anak didik dari usia dini, sehingga mereka mampu mengidentifikasi dirinya, bahwa dalam tubuh dia ada bagian - bagian yang boleh disentuh dan ada tidak boleh dipegang. Bagian mana yang boleh dibuka dan yang tidak boleh diperlihatkannya dimuka umum, bagaimana cara duduk yang sopan. Hal - hal semacam ini bila perlu diajarkan dan diingatkan setiap hari terutama pada anak kita yang perempuan. Anak kita juga perlu dibekali dengan pengetahuan seputar kekerasan seksual dan bagaimana bisa melawan dan mencegah kekerasan seksual itu terjadi. " tutur Mathilda sekali lagi dengan nada yang sedikit tegas namun penuh keramahan.
Sementara itu, dijumpai dilokasi pelaksanaan kegiatan, KABID Pembinaan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) dan PNF ( Pendidikan Non Formal ), Ellen L. Megawe, S.Pd., M.Pd, ketika dikonfirmasi mengungkapkan bahwa tujuan diselenggarakannya dua kegiatan ini pada intinya adalah untuk lebih meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan TUPOKSI ( tugas pokok dan fungsi ) masing - masing.
" meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan bagi Pimpinan dan Bendahara Satuan PAUD dalam membuat perencanaan, penganggaran dan penatausahaan serta mempercepat proses pelaporan penggunaan Dana BOP PAUD dan kesetaraan secara efisien, lebih transparan dan akuntabel. Sedangkan tujuan digelarnya advokasi pencegahan dan penanganan kekerasan adalah meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan bagi para Kepala Sekolah dan TPPK ( Team Pencegahan dan Penanganan Kekerasan ) tentang pencegahan dan penanganan kekerasan dilingkungan Satuan Pendidikan. " ungkap Megawe dengan penuh semangat.
Akhir dari keseluruhan rangkaian acara pembukaan, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi penyajian materi oleh para Nara Sumber atau Pemateri dari BPMP dan pemateri lain dari unsur Dinas P3A Kabupaten Kepulauan Sangihe, unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe serta Dinas DIKBUD, unsur Pengawas Pendidikan serta SATGAS Dinas Pendidikan sesuai dengan pembagian kelas yang telah diatur oleh panitia pelaksana kegiatan.
Arya _ 173