SMNC - Viralnya pemberitaan mengenai dugaan praktik mafia solar di Bungalow Bitung, yang melibatkan seorang pria bernama Dede, semakin mencuri perhatian publik. Pasalnya, setelah pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan adanya penampungan solar ilegal di rumah Dede, situasi di lapangan tampak berbeda. Tidak ada lagi armada yang biasa digunakan oleh mafia solar di SPBU Kota Bitung pada Sabtu, 1 Februari 2025, dan justru muncul klarifikasi mengejutkan dari beberapa media yang menyebutkan bahwa tandon-tandon yang sebelumnya terlihat berisi cairan hitam tersebut, ternyata berisi air putih.
Namun, klarifikasi tersebut justru menambah kecurigaan publik. Sebelumnya, tandon yang ditemukan di rumah Dede berisi cairan berwarna hitam, yang secara kasat mata jelas terlihat mirip solar. Mengapa hanya beberapa tandon yang dipublikasikan pada klarifikasi ini? Pertanyaan pun muncul, di mana tandon-tandon lainnya yang seharusnya menjadi bukti penting dalam kasus ini?
Lebih lanjut, dugaan adanya rekayasa penyelidikan pun mencuat. Waktu yang cukup lama antara pemberitaan dan tindakan penyelidikan oleh Polres Bitung, memberikan ruang bagi terduga mafia solar, Dede, untuk menghilangkan barang bukti berupa solar ilegal yang disimpan di dalam tandon-tandon tersebut. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai profesionalitas penyelidikan yang dilakukan oleh Kapolres dan Kasat Reskrim Polres Bitung.
Ketua PAMI-P (Pelopor Angkatan Muda - Perjuangan), Jeffrey Sorongan, menyatakan keprihatinannya terkait hal ini. Menurutnya, investigasi yang dilakukan oleh media sudah jelas dan tidak ada keraguan dalam temuan tersebut. Sorongan juga menambahkan, klarifikasi yang dipublikasikan hanya di beberapa media, dengan perbedaan waktu yang cukup panjang, seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memeriksa lebih lanjut dugaan rekayasa dalam penyelidikan.
Penyelidikan terhadap penampungan solar ilegal di rumah Dede seharusnya dilakukan dengan lebih cepat dan menyeluruh. Menurut Sorongan, hal ini menyangkut kepentingan publik yang harus segera dibersihkan dari praktik ilegal yang merugikan banyak pihak.
Selain itu, pertanyaan mengenai status penyelidikan terhadap lokasi lain, seperti Galian C di Perumahan BCL (Bumi Chandra Lestari) Kota Bitung, juga disorot. "Apakah sudah dilakukan penyelidikan di sana?" tanya Sorongan, yang menambah kecurigaan terhadap jalannya proses hukum yang ada.
Kejanggalan-kejanggalan dalam kasus ini terus memicu perdebatan dan desakan agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan profesional. Seiring berjalannya waktu, masyarakat berharap adanya tindakan tegas untuk mengungkap siapa yang benar-benar bertanggung jawab dalam skandal ini.