Manado – Aksi peduli terhadap korban bencana di Manado kembali digelar oleh BARAK SULUT dan KIPRA. Dalam gerakan solidaritas ini, keduanya menyalurkan 1.000 paket makanan untuk warga yang terdampak bencana di Komo Ling 3, yang belum menerima bantuan. Keprihatinan ini muncul setelah pengamatan langsung di lokasi bencana, di mana bantuan sebelumnya belum sampai ke masyarakat.
Ketua BARAK SULUT, Boy Barahama, dan Ketua Umum KIPRA Nasional, Pdt. Dr. Ferdinand Watti, langsung turun tangan untuk menyerahkan bantuan kepada warga. Pdt. Ferdinand menegaskan bahwa kepedulian KIPRA adalah bagian dari komitmen bersama untuk memberikan perhatian kepada warga yang sedang kesulitan. “Kami berkerinduan untuk melakukan tindakan peduli, memantau, mengawal, dan memastikan bantuan sampai dengan tepat sasaran,” ungkap Ferdinand.
Boy Barahama menambahkan pentingnya kerjasama antara BARAK SULUT, KIPRA, dan masyarakat dalam penyaluran bantuan. Ia juga menekankan bahwa jika ada pihak yang tidak bertanggung jawab dalam proses distribusi, warga harus berani melaporkan kejadian tersebut. “Kita harus memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan sampai kepada yang membutuhkan,” tegas Boy.
Sementara itu, Wakil Ketua 1 BARAK SULUT, Rivai Kalangi, mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya berupa makanan. Mereka juga turun langsung ke rumah-rumah korban untuk memastikan siapa saja yang terdampak, berapa banyak pengungsi yang ada, dan apakah mereka perlu dievakuasi lebih lanjut. “Kami harus melihat dampak yang terjadi, apakah warga perlu meninggalkan rumah atau bisa tetap tinggal,” ujarnya.
Rivai juga mengapresiasi tindakan cepat Polda Sulut yang sudah menurunkan tim untuk membantu mengangkut barang-barang warga keluar dari rumah-rumah yang terendam banjir, seperti di wilayah Komo Luar Lingkungan 3. Ini menunjukkan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak dalam mengatasi dampak bencana yang terjadi.
Aksi solidaritas ini diharapkan dapat memberikan sedikit meringankan beban warga yang terkena dampak bencana, serta menunjukkan pentingnya sinergi antara masyarakat, organisasi, dan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat.