Manado – Banjir besar yang melanda Kota Manado beberapa waktu lalu menyisakan banyak kisah pilu bagi masyarakat terdampak. Namun, dalam suasana penuh kepedihan tersebut, Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Barak Sulut, Boi Barahama, merasa kecewa dengan kinerja Palang Merah Indonesia (PMI) yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana.
Boi Barahama menyoroti bahwa meskipun PMI mendapatkan anggaran negara yang besar untuk kegiatan sosial dan penanggulangan bencana, kehadiran dan peran mereka sangat minim di lapangan, terutama saat banjir melanda Manado. "Banjir besar yang terjadi beberapa waktu lalu seharusnya menjadi momen bagi PMI untuk benar-benar menunjukkan dedikasinya kepada masyarakat yang terdampak. Namun kenyataannya, banyak warga yang merasa PMI tidak hadir memberikan bantuan yang seharusnya mereka dapatkan," ungkap Barahama dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Barahama juga mengkritisi kurangnya respons PMI meskipun personil mereka telah dilatih khusus untuk menghadapi bencana alam, termasuk banjir. "PMI punya anggaran yang cukup, personil yang terlatih, namun kehadiran mereka sangat minim di lokasi-lokasi yang paling terdampak. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sejauh mana kinerja mereka dalam menghadapi bencana," tegasnya.
Tak hanya itu, Barahama berharap agar PMI dapat lebih profesional dan responsif dalam menjalankan tugas mereka, terlebih ketika bencana alam seperti banjir melanda. "Ke depan, saya harap PMI bisa lebih maksimal, memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran dan menjangkau masyarakat yang sangat membutuhkan. Tugas mereka adalah menyelamatkan nyawa, bukan hanya mengandalkan prosedur formal," ujarnya.
Ormas Barak Sulut, yang dikenal sebagai organisasi yang peduli terhadap masyarakat, juga turut terlibat dalam aksi sosial untuk membantu korban banjir. Mereka memberikan bantuan berupa sembako dan perlengkapan darurat kepada warga yang terdampak. Barahama pun menekankan pentingnya solidaritas sosial dalam mengatasi bencana, di mana setiap elemen masyarakat harus saling mendukung, terlebih ketika lembaga-lembaga yang seharusnya menjadi ujung tombak penanggulangan bencana terkesan abai.
"Kita harus bahu-membahu membantu saudara-saudara kita yang sedang kesulitan. Ini saatnya kita tunjukkan rasa peduli, apalagi ketika PMI yang seharusnya memimpin penanggulangan bencana, malah kurang maksimal," pungkas Barahama.