Manado - Hujan deras mengguyur Manado, meninggalkan jejak kerusakan dan kepedihan di beberapa wilayah. Namun, di tengah keputusasaan, secercah harapan muncul dari Barak Sulut, organisasi masyarakat sipil yang dengan sigap turun tangan membantu korban bencana. Ketua Barak Sulut, Boy Barahama, memimpin langsung aksi nyata ini, mengerahkan seluruh anggota untuk segera meringankan beban saudara-saudara mereka yang terdampak.
"Kami tak bisa tinggal diam," tegas Boy, suaranya bergetar penuh semangat. "Seluruh anggota, dari pusat hingga cabang, telah dikerahkan untuk membantu." Komitmen ini terlihat nyata dalam gerak cepat mereka menjangkau daerah-daerah terpencil yang terdampak bencana.
Apresiasi mengalir dari Gubernur Sulut, Yulius Selavanus Komaling, yang memuji respons cepat Barak Sulut. Namun, di balik apresiasi tersebut, tersimpan kekhawatiran. Boy Barahama menyoroti ketidakmerataan penyaluran bantuan yang diduga akibat praktik pilih kasih. "Bantuan belum sampai merata," ujarnya dengan nada prihatin. "Ada yang terabaikan, dan ini harus segera diperbaiki."
Senada dengan Boy, Berty Togas, Ketua Divisi Gabungan Relawan YSK - Victory dan Wakil Ketua Bidang Bapilu Gerindra Sulut, menekankan pentingnya keadilan dalam penyaluran bantuan. "Bapak Gubernur sudah menunjukkan contoh yang baik, dan ini harus diikuti oleh semua pihak," tegas Berty.
Rivai Kalangi, Wakil Ketua Barak Sulut, melaporkan beberapa wilayah yang masih membutuhkan bantuan mendesak, seperti Bilang, Komo Ling 3, Pal 4, Pal Dua, Karame, dan Wonasa. "Kami akan terus bergerak hingga semua korban tertangani," janjinya.
Aksi nyata Barak Sulut ini mendapat apresiasi tinggi dari Berty Togas. "Mereka menjadi pelopor kepedulian, motor penggerak dalam meringankan beban rakyat," pujinya. Kisah Barak Sulut menjadi bukti nyata bahwa di tengah bencana, solidaritas dan kepedulian mampu menyatukan hati dan tangan untuk membantu sesama. Semoga bantuan terus mengalir dan merata, agar Manado segera pulih dari luka. Yonfre/Ipay