Manado – Panggung birokrasi Sulawesi Utara bergetar! Nama dr. Jusnan Calamento Mokoginta, MARS, kini digadang-gadang sebagai figur paling potensial untuk mengisi kursi panas Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulut yang tengah kosong.
Dari lorong-lorong Balai Kota hingga sudut warung kopi, hanya satu nama yang kini ramai dibicarakan: Jusnan Mokoginta. Tak sekadar isu, tapi didorong oleh rekam jejak luar biasa dan sinyal politik yang semakin terang dari sang gubernur sendiri.
Pria berdarah Kotamobagu ini bukan pendatang baru di dunia birokrasi. Dengan pengalaman sebagai Kepala Dinas Kesehatan, Penjabat Bupati Bolmong, hingga Direktur RSUD di Maluku, Jusnan telah membuktikan dirinya bukan hanya pelayan publik biasa—ia adalah arsitek kebijakan, pemimpin lapangan, sekaligus penggerak perubahan.
Dan publik pun tercengang, ketika dalam sebuah acara Safari Ramadan di Bolmut, Gubernur Sulut Yulius Selvanus secara mengejutkan memberi “kode keras” soal masa depan Jusnan.
"Pak Sekda, mantan PJ Bupati Bolmong. Dulu saya diterima dengan adat dan sekarang saya juga disambut dengan adat. Terima kasih Pak, nanti saya tarik ke Manado," ujar Gubernur Yulius di hadapan ratusan pasang mata, Jumat (14/03/2025).
Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi. Di dunia politik, bahasa simbolik semacam ini bisa berarti satu hal: gerbong perubahan sedang disiapkan, dan Jusnan berada di kursi depan.
Mengapa ini penting? Karena posisi Sekda Provinsi bukan jabatan sembarangan. Ia adalah poros penggerak mesin pemerintahan, penjaga stabilitas administrasi, dan penyambung kebijakan strategis gubernur kepada seluruh perangkat daerah.
Tak pelak, publik kini menahan napas menunggu langkah resmi dari Kantor Gubernur. Apakah dr. Jusnan Calamento Mokoginta akan benar-benar “ditarik” ke pusat kekuasaan Sulawesi Utara?
Satu hal yang pasti: Bumi Nyiur Melambai sedang menanti pemimpin yang bisa membawanya terbang lebih tinggi. Dan semua mata kini tertuju ke Bolmut.