Iklan

Iklan

Anik Wandriani, Kartini dari Utara yang Membawa Pulang Penghargaan Puspa Cita ke Tanah Bumi Nyiur Melambai

Swara Manado News
Senin, 21 April 2025, 09:28 WIB Last Updated 2025-04-21T01:28:05Z


Swaramanadonews.co, Nasional-Langkah Anik Fitri Wandriani mantap memasuki Studio 1 Menara Kompas di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, pada hari itu.


Mengenakan kebaya berwarna lembut dan senyum yang tenang, istri Gubernur Sulawesi Utara itu tak sekadar hadir sebagai tamu kehormatan. 


Ia melangkah untuk menerima penghargaan Puspa Cita dalam ajang Anugerah Puspa Bangsa 2025.


Penghargaan yang digagas Kompas TV ini digelar untuk memperingati Hari Kartini, dan nama Anik mencuat sebagai sosok perempuan yang dianggap mampu menjalankan peran ganda dengan konsistensi sebagai Ketua PKK dan Dekranasda Sulawesi Utara, sekaligus figur publik yang membumi.


“Masyarakat ini luas, dan masing-masing punya karakter yang berbeda,” ujar Anik kepada Tempo, usai menerima penghargaan. “Sebagai pemimpin, kita harus memahami satu per satu.”


Pernyataan itu bukan basa-basi. 


Dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua PKK dan Dekranasda, Anik dikenal aktif menginisiasi program yang menyentuh langsung kehidupan warga dari penguatan UMKM, perbaikan gizi keluarga, hingga pelatihan keterampilan perempuan di desa-desa. 


Ia juga berpegang pada enam Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai kompas kerja: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat.


Bagi Anik, pendekatan sosial tidak bisa disamaratakan. 


“Kita harus menyelami masalah mereka, dari lapisan atas sampai bawah. Masyarakat itu berlapis-lapis,” katanya.


Perempuan kelahiran Serang, Banten, itu bukan hanya aktif dalam kerja sosial. 


Ia juga seorang pebisnis. 


Anik menjabat sebagai Direktur Utama PT Mawar Sebelas, perusahaan penyedia jasa keamanan yang berbasis di Serang. 


Namun ketika ditanya bagaimana membagi waktu antara peran domestik, sosial, dan profesional, Anik hanya tertawa kecil.


“Kayaknya enggak sulit, ya,” katanya. 


“Karena semua itu pada dasarnya tentang mendampingi. Baik mendampingi masyarakat, maupun mendampingi suami,” tambahnya.


Pernyataan itu mengalir dari pengalaman pribadi. 


Menjadi istri dari pejabat publik membuatnya peka terhadap peran perempuan sebagai penjaga harmoni, bukan hanya di rumah, tapi juga di lingkungan sosial yang lebih luas. 


Ia menyebut bahwa pengalamannya sebagai istri justru memperkuat empati terhadap perempuan lain mereka yang harus mendampingi dan menopang dari belakang layar.


Tak banyak bicara soal pencapaian, Anik lebih memilih menyuarakan kontribusi. 


“Kita bisa memberikan pendampingan kepada masyarakat, terutama perempuan, untuk bisa ikut bergerak dan mandiri,” ujarnya.


Penghargaan Puspa Cita yang diterimanya menjadi pengingat bahwa kerja perempuan tak selalu berada di sorotan. 


Tapi saat peran itu dijalankan dengan hati dan konsistensi, jejaknya akan terasa hingga jauh.

Penulis/editor: Denny Mintianto

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Anik Wandriani, Kartini dari Utara yang Membawa Pulang Penghargaan Puspa Cita ke Tanah Bumi Nyiur Melambai

Terkini

Iklan