Manado – Kamis pagi yang hangat di Kantor Gubernur Sulawesi Utara berubah menjadi momen penting bagi masa depan pariwisata dan investasi daerah. Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, menerima tamu istimewa: Walikota Tomohon, Caroll Senduk, yang datang membawa semangat dan harapan.
Bukan sekadar laporan rutin, Caroll membawa kabar besar—Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025 siap digelar dengan strategi baru yang lebih berani dan global.
“TIFF bukan hanya soal bunga, tapi juga tentang wajah Sulawesi Utara di mata dunia,” ujar Caroll mantap. Festival bunga tahunan itu kini menjelma menjadi diplomasi budaya dan ekonomi yang dirancang untuk memikat mata internasional.
Tahun ini, TIFF mengusung wajah baru: lebih dari sekadar pawai bunga, hadir pula dua side event bergengsi — North Sulawesi Investment Forum (NSIF) dan Diplomatic Tour. Kolaborasi cerdas dengan Bank Indonesia Perwakilan Sulut dan Kementerian Luar Negeri RI menjadi bukti bahwa Sulut sedang bermain di liga global.
“Kami ingin orang datang bukan hanya untuk melihat bunga, tapi juga melihat potensi,” tambah Caroll. Potensi yang dimaksud: investasi, peluang bisnis, dan pesona budaya yang belum banyak dikenal.
Gubernur Yulius, yang dikenal tegas dan visioner, menyambut positif langkah ini. Ia menegaskan pentingnya dampak nyata bagi masyarakat. “TIFF tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya meriah, tapi juga memberi dampak nyata bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Tomohon, Judhistira Siwu, menambahkan bahwa tema TIFF 2025 adalah “Harmony in Bloom” — simbolisasi dari semangat kolaborasi lintas sektor dan negara. Di balik kelopak bunga, Tomohon menyelipkan pesan: kota kecil ini punya suara yang pantas didengar dunia.
Karena di Tomohon, bunga bukan sekadar hiasan. Ia adalah bahasa. Dan melalui TIFF, bunga itu kini bersuara—lantang, harum, dan menggoda dunia untuk datang lebih dekat.
.jpg)
