Salah satu penyebabnya, menurut Poae, adalah kegagalan Pepa mempertahankan core business Bank SulutGo, yakni produk-produk andalan seperti bank garansi yang dulu menghasilkan pendapatan luar biasa. "Sekarang produk-produk itu terabaikan, merugikan bank secara besar-besaran!" tegas Poae dalam diskusi dengan media lokal.
Lebih jauh, Poae menuding Refino Pepa terlalu terpengaruh kepentingan politik, sehingga mengabaikan prioritas utama dalam dunia perbankan. Campur tangan politik dinilai telah mengalihkan perhatian dari pengembangan bisnis inti.
Pernyataan Poae ini menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan Bank SulutGo. Ia menyerukan perubahan signifikan dalam pengelolaan dan kebijakan bank agar bisa kembali ke jalur yang benar, fokus pada produk dan layanan yang menguntungkan, serta menjaga profesionalisme untuk berkontribusi maksimal pada perekonomian daerah. Akankah Bank SulutGo mampu bangkit dari keterpurukan ini? Publik menanti jawabannya.