Manado - Pagi itu, halaman belakang Kantor Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) tak hanya menjadi tempat parkir biasa. Deretan mobil dinas, sepeda motor, dan kendaraan pemerintah provinsi lainnya berjajar rapi, layaknya pameran. Namun, apel kendaraan dinas yang dipimpin Gubernur Yulius Selvanus, Selasa (22/4/2025), jauh lebih bermakna dari sekadar pengecekan fisik. Ini adalah sebuah pesan moral, sebuah pengingat akan integritas dan tanggung jawab para abdi negara.
"Ini bukan sekadar cek kendaraan. Ini pengingat bahwa setiap aset negara adalah amanah," tegas Gubernur Yulius. Didampingi Wakil Gubernur Victor Mailangkay dan pejabat lainnya, ia memimpin langsung pemeriksaan, bahkan menaiki mobil pemadam kebakaran untuk memastikan kondisi operasionalnya. Meskipun tidak semua kendaraan dapat hadir karena tersebar di berbagai wilayah, apel ini akan berlangsung beberapa hari ke depan.
Namun, inti pesan Gubernur Yulius jauh melampaui urusan administrasi. Ia menekankan pentingnya disiplin dan integritas ASN, bukan hanya dalam pengelolaan aset negara, tetapi juga dalam manajemen waktu dan etika kerja. "Bukan cuma materi yang harus dijaga, tapi juga waktu. Jangan korupsi waktu," serunya. Ia mencontohkan kasus sopir dengan SIM kadaluarsa, sebuah pelanggaran kecil yang mencerminkan ketidakdisiplinan yang lebih besar.
Gubernur Yulius, yang pernah merasakan kerasnya hidup sebagai prajurit, berbagi pengalaman pribadinya. Ia mengenang masa-masa sulitnya sebagai kapten yang hanya memiliki sepeda Mustang kreditan dari koperasi ("Mustang, musti ngutang," candanya, disambut tawa ASN), dan tinggal di rumah kontrakan meski telah berpangkat kolonel. Ia mengajak ASN untuk mensyukuri fasilitas yang ada saat ini, namun tetap memegang teguh integritas dan tanggung jawab.
"Jangan tergoda, bahkan oleh satu rupiah. Jangan korupsi waktu, jangan korupsi barang. Itu bukan milik kita. Itu titipan," pesannya, dengan nada penuh nasihat. Apel kendaraan dinas ini, di tangan Gubernur Yulius, bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momentum reflektif, pengingat akan pentingnya moralitas dalam birokrasi. Ini adalah sebuah upaya untuk membangun budaya kerja yang bersih dan bertanggung jawab di Sulawesi Utara.