Iklan

Iklan

Pelajaran Hidup dari Gubernur Yulius: Syukur dan Integritas

Swara Manado News
Selasa, 22 April 2025, 10:26 WIB Last Updated 2025-04-22T02:26:37Z


Manado - Mentari pagi menyinari halaman belakang Kantor Gubernur Sulawesi Utara.  Deretan kendaraan dinas, mobil dan sepeda motor, berjajar rapi, simbol modernisasi birokrasi.  Namun, di tengah kilauan cat dan bodi kendaraan yang mengkilap, Gubernur Yulius Selvanus menyampaikan pesan yang jauh lebih berharga daripada sekadar kendaraan dinas itu sendiri.  Dalam apel kendaraan dinas Selasa, 22 April 2025, ia berbagi kisah hidupnya, sebuah pelajaran hidup yang menyentuh hati para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang hadir.

 

"Saya dulu berpangkat kapten, kendaraan saya cuma sepeda Mustang," kenang Yulius, suaranya bergema di tengah kesunyian pagi.  Bukan keluhan, melainkan sebuah konteks.  Ia ingin ASN memahami bahwa fasilitas yang mereka nikmati saat ini merupakan sebuah kemewahan yang tak selalu didapat generasi sebelumnya.  Ia sendiri, bahkan saat berpangkat Kolonel, masih tinggal di rumah kontrakan sederhana, jauh dari kemewahan rumah dinas. "Karena waktu itu ya memang hanya bisa seperti itu," ucapnya lugas, menggambarkan perjuangannya di masa lalu.

 

Zaman berubah.  Teknologi canggih dan kendaraan dinas kini menjadi bagian keseharian birokrat.  Namun, perubahan ini, menurut Gubernur, seharusnya melahirkan rasa syukur, bukan rasa berhak.  "Kita tidak pernah merancang hidup kita, Tuhan yang merancang. Maka syukurilah berkat kehidupan yang diberikan," ujarnya, penuh hikmat.

 

Syukur, bagi Yulius, bukan sekadar ucapan.  Ia menekankan pentingnya merawat kendaraan dinas yang dibiayai uang rakyat— sebuah amanah, bukan milik pribadi.  "Harus bertanggung jawab, rawat baik-baik," pesannya, tegas namun penuh kasih.

 

Pesan itu berlanjut pada peringatan akan godaan korupsi, baik waktu maupun materi.  "Sekali lagi, jangan tergoda. Banyak bisikan yang menggoda kita. Jangan tergoda satu rupiah. Bisa masuk penjara," katanya, suaranya bergetar dengan keprihatinan seorang pemimpin yang peduli.  Kata-katanya bukan hanya instruksi seorang Gubernur, melainkan nasihat seorang ayah kepada anak-anaknya.

 

Di pagi itu, Gubernur Yulius bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang teladan.  Kisah hidupnya, perjalanan dari sepeda Mustang hingga ke kursi Gubernur, menjadi bukti nyata bahwa syukur dan integritas adalah kunci agar tidak tergelincir di jalan kehidupan, bahkan ketika telah mencapai puncak kesuksesan.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pelajaran Hidup dari Gubernur Yulius: Syukur dan Integritas

Terkini

Iklan